Berita

PERPUSTAKAAN SEBAGAI WAJAH PERGURUAN TINGGI

PERPUSTAKAAN SEBAGAI WAJAH PERGURUAN TINGGI

Wajah dari perguruan tinggi itu dari perpustakaan, kalau perpustakaan mewah, megah, isinya banyak, pastilah yang lainnya juga megah.  Sekarang ini era sudah sangat terbuka jadi kita akan mudah untuk mendapatkan informasi-informasi dari luar, tinggal kemauan dan kemampuan kita untuk mengembangkan Universitas.

Demikian dijelaskan PR I UNY, Prof. Dr. Nurfina Aznam, SU., Apt, pada Workshop Layanan Perpustakaan Berstandar Internasional dan Aplikasi Teknologi Informasi di Perpustakaan, yang diselenggarakan pada Senin-Selasa (18-19/7) di ruang sidang Perpustakaan UNY. Workshop yang merupakan program dari Kantor Internasional UNY ini diikuti oleh 60 peserta yang meliputi petugas perpustakaan dan Kasubag Pendidikan se-UNY.

Lebih lanjut dikatakan, meskipun Badan Akreditasi sering kali  menyatakan bahwa perpustakaan itu harus ada dipusat,  kita di fakultas atau jurusan khususnya di laboratorium-laboratorium itu sangat kesulitan kalau perpustakaan itu dipusatkan, karena kita dilaboratorium sangat membutuhkan perpustakaan-perpustakaan yang dekat dengan tempat kerja.

Disamping kita bisa berkomunikasi dengan perpustakaan-perpustakaan di luar negeri, kami sangat berharap pengelola perpustakaan ibu dan bapak juga menjalin kerja sama dengan para dosen yang baru pulang dari luar negeri. Biasanya para dosen yang baru pulang dari luar negeri pasti bukunya banyak. Kami kalau keluar negeri pulang-pulang yang paling berat adalah buku karena rasanya kalau melihat buku-buku disana kami sangat ingin memiliki buku-buku.

”Dalam rangka pendidikan karakter nampaknya perpustakanpun menjadi ajang untuk pendidikan karakter. Pemerintah Indonesia bertekat bulat untuk mengembangkan pendidikan karakter dimanapun di setiap lini sampai saat ini, difokuskan pada PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) karena kita ingin benar-benar mengawal anak-anak usia dini untuk Indonesia seratus tahun,” tuturnya.

Ditambahkan, kita tidak ingin mengkhususkan ada  pendidikan karakter sebagai mata kuliah, karena kalau itu menjadi mata kuliah nanti kembali lagi hanya sekedar nilai dan lulus ujian dan kita tidak ingin seperti itu. Kita ingin pendidikan karakter ini dibangun, dilaksanakan, diimplementasikan, diaplikasikan oleh seluruh jajaran  mulai dari rektor sampai seluruh jajaran dosen maupun karyawan baik kabag, kasubag, kepala perpustakaan, laboran sampai seluruh sivitas akademika.

Pembicara lain dalam workshop tersebut yaitu Encik Pisol Mohd Gadzali, Ketua perpustakaan University Sains Malaysia dan Encik Mohd Idris Haji Ali, Deputi Perpustakaan University Sains Malaysia. (wit)


sumber: https://www.uny.ac.id/berita/perpustakaan-sebagai-wajah-perguruan-tinggi

Share this Post:

Related Posts: